Minggu, 27 Agustus 2017

Catatan Beach Camp #1 Pantai Seruni

First Time

Pantai Seruni terletak di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta. Jika mau menempuh pantai ini (dulu) sangat susah. Pantai ini satu deret dengan Pantai Sepanjang. Setelah  memasuki arah pantai sepanjang, kalian harus  berbelok ke kiri untuk sampai ke Pantai Seruni karena jika lurus akan ke pantai sepanjang. Medan jalannya cukup ekstrem. Naik dan turun, kontur tanahnya juga masih bebatuan dan lumpur. Belum ada lampu penerangan juga jika malam hari. Jika jalan batuan menanjak kita harus melakukan kuda-kuda agar kendaraan kita tidak mundur. Saat itu saya dan tim memakai sepeda motor. Tidak ada masalah waktu berangkatnya. Kami berangkat dari Solo pukul 11 siang dan perjalanan kita tempuh selama 3 jam (karena sempat nyasar). Kami lewat di jalur Weru, bukan di jalan Prambanan.  

Sesampainya di sana, motor kami diparkirkan di ara parkir di atas tebing. Dari sini pemandangan Pantai Seruni sudah nampak. Pada saat itu memang belum banyak pedagang jadi pantainya like virgin belum terjamah banyak orang. Hanya beberapa kamar mandi saja yang sudah selesai dibangun, sisanya masih dalam tahap pembangunan. Pantai Seruni masih sedikit pepohonan tetapi beberapa pepohonan terlihat rimbun dan belakangnya tertutup tebing yang sangat tinggi. Memang dari Pantai Seruni tidak nampak sunrise karena jika ingin melihat sunrise harus melihatnya dari atas tebing. Di samping tebing juga ada bekas air terjun purba. Namun, sunset yang sangat indah bisa dinikmati di Pantai Seruni.

Ini ketika saya meloncat dari salah satu batu besar di bibir pantai



ini kolam alami karna karang yang berlubang

golden sunset




Kami sesegera mungkin membangun tenda karena sekitar jam 4 sore matahari sudah tidak terlalu terik di Pantai Seruni. Setelah tenda dibangun, kami bermain air. Pada jam setengah 5 air pantai sudah surut dan ombak tidak terlalu besar. Pantai ini memiliki karang-karang yang berlubang besar dan kita bisa berenang di dalamnya. Jadi, terlihat seperti kolam renang alami. Ini salah satu spot favorit di Pantai Seruni. Selain itu, kita juga dapat melihat golden sunset di Pantai Seruni. Tak perlu jauh-jauh untuk naik ke tebing atau bukit untuk melihat golden sunset karena kita bisa langsung melihatnya di depan mata sembari bermain dengan ombak. Ini salah satu pantai yang tidak pernah bisa saya lupakan. Momen terbaik saya dapat melihat sunset di pantai. Kami sangat puas menghabiskan sore hari di pantai ini. Hingga tak sadar waktu sudah hampir malam. Kami pun berbilas di kamar mandi yang sudah disediakan. Air yang ada di kamar mandi tersebut merupakan air payau jadi bukan seutuhnya air tawar. Tapi tak menjadi masalah untuk kita mandi dan tidak ada efeknya kok.
Malam pun tiba, kami mulai membuat perapian untuk membuat nasi dan bebakaran. Tenang saja, kalian tak perlu khawatir kehabisan kayu karena bapaknya yang menunggu pantai menyediakan banyak kayu bakar. Bapak tersebut juga sangat ramah kepada pengunjung. Setiap kali ombak besar kami selalu diberi nasihat dan beliau juga dapat menenangkan ombak tersebut. Untuk seikat tali kayu bakar dijual sekitar sepuluh ribu. Jumlah kayu tersebut sangat banyak kok. Bayarnya akan diakumulasikan dengan biaya sewa tempat dan MCK ya. Berhubung kami sudah membawa jagung, sosis, dan bebakaran yang lain serta arang jadi kami lebih menghemat biaya. Cuaca malam hari juga sangat mendukung yaknoi cerah tanpa awan. Kita bisa melihat bintang dengan mata secara langsung. Terkadang kita juga melihat bintang yang jatuh. Jangan lupa meminta permohonan agar balikan dengan mantan. Eh…. Maksudnya mendapatkan pengganti mantan. Kami habiskan malam sambil bernyanyi dengan gitar. Coba deh kalian rasakan malam yang sama seperti saya rasakan. It’s the best moment in my life dan saya sangat rindu momen ini terjadi lagi di hidup saya. Pada malam hari banyak juga pengunjung yang akan camping di sini. Jadi jangan heran ketika banyak sorot lampu dari atas tebing dan mulai rame pada malam hari. Saya tidur jam 2 pagi karena saking nyamannya tempat tersebut untuk menghabiskan malam.

Kitapun bisa bebakaran di samping pantai

Esok paginya, saya sudah melihat banyak orang dan lebih banyak tenda. Mereka sudah banyak yang bermain air. Padahal ombak di pagi hari sangat besar. Saya mencoba mendaki tebing-tebing kecil. Dan mencari keberadaan air terjun purba. Saya hanya melihatnya dari jauh karena ombak sudah terlalu besar. Ya tapi namanya juga manusia pasti ngikutin yang lain. Akhirnya kami bermain ombak. Saking besarnya ombak, teman saya yang paling kurus (Anonimnya) sampai terseret ombak. Ini juga salah satu momen terbaik saya karena dari kejadian terseret ombak kita dapat saling menolong. Pantai ini memiliki kontur pasir pantai putih namun berkarang dan kadang pecahan karangnya membuat kita luka. Tapi dari luka itu kita dapat semacam tanda kenang-kenangan. Haahaha…….

pinggir pantai


Jadi, kesimpulan dari cerita saya adalah Pantai Seruni merupakan pantai yang  recommended untuk camping. Mungkin akses dan fasilitas di Pantai Seruni juga sudah bagus karena waktu daya ke sana (dulu) sedang dalam proses pembangunan. Ini juga 
menurut saya beach camp paling berkesan. Untuk temen-temen yang baru akan merencakan beach camp segera saja. Karena menurut saya camping di Gunung atau di pantai sama-sama berkesan tapi lebih simpel di pantai. Tunggu kelanjutan cerita saya di catatan beach camp yang lain.



0 komentar:

Posting Komentar