First Time
Pantai
Seruni terletak di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta. Jika mau menempuh pantai
ini (dulu) sangat susah. Pantai ini satu deret dengan Pantai Sepanjang.
Setelah memasuki arah pantai sepanjang,
kalian harus berbelok ke kiri untuk
sampai ke Pantai Seruni karena jika lurus akan ke pantai sepanjang. Medan
jalannya cukup ekstrem. Naik dan turun, kontur tanahnya juga masih bebatuan dan
lumpur. Belum ada lampu penerangan juga jika malam hari. Jika jalan batuan
menanjak kita harus melakukan kuda-kuda agar kendaraan kita tidak mundur. Saat
itu saya dan tim memakai sepeda motor. Tidak ada masalah waktu berangkatnya.
Kami berangkat dari Solo pukul 11 siang dan perjalanan kita tempuh selama 3 jam
(karena sempat nyasar). Kami lewat di jalur Weru, bukan di jalan
Prambanan.
Sesampainya
di sana, motor kami diparkirkan di ara parkir di atas tebing. Dari sini
pemandangan Pantai Seruni sudah nampak. Pada saat itu memang belum banyak
pedagang jadi pantainya like virgin belum
terjamah banyak orang. Hanya beberapa kamar mandi saja yang sudah selesai
dibangun, sisanya masih dalam tahap pembangunan. Pantai Seruni masih sedikit
pepohonan tetapi beberapa pepohonan terlihat rimbun dan belakangnya tertutup
tebing yang sangat tinggi. Memang dari Pantai Seruni tidak nampak sunrise karena jika ingin melihat sunrise harus melihatnya dari atas
tebing. Di samping tebing juga ada bekas air terjun purba. Namun, sunset yang sangat indah bisa dinikmati
di Pantai Seruni.
Ini ketika saya meloncat dari salah satu batu besar di bibir pantai |
ini kolam alami karna karang yang berlubang |
golden sunset |
Kami
sesegera mungkin membangun tenda karena sekitar jam 4 sore matahari sudah tidak
terlalu terik di Pantai Seruni. Setelah tenda dibangun, kami bermain air. Pada
jam setengah 5 air pantai sudah surut dan ombak tidak terlalu besar. Pantai ini
memiliki karang-karang yang berlubang besar dan kita bisa berenang di dalamnya.
Jadi, terlihat seperti kolam renang alami. Ini salah satu spot favorit di Pantai Seruni. Selain itu, kita juga dapat melihat golden sunset di Pantai Seruni. Tak
perlu jauh-jauh untuk naik ke tebing atau bukit untuk melihat golden sunset karena kita bisa langsung
melihatnya di depan mata sembari bermain dengan ombak. Ini salah satu pantai
yang tidak pernah bisa saya lupakan. Momen terbaik saya dapat melihat sunset di pantai. Kami sangat puas
menghabiskan sore hari di pantai ini. Hingga tak sadar waktu sudah hampir
malam. Kami pun berbilas di kamar mandi yang sudah disediakan. Air yang ada di
kamar mandi tersebut merupakan air payau jadi bukan seutuhnya air tawar. Tapi
tak menjadi masalah untuk kita mandi dan tidak ada efeknya kok.
Malam
pun tiba, kami mulai membuat perapian untuk membuat nasi dan bebakaran. Tenang
saja, kalian tak perlu khawatir kehabisan kayu karena bapaknya yang menunggu
pantai menyediakan banyak kayu bakar. Bapak tersebut juga sangat ramah kepada
pengunjung. Setiap kali ombak besar kami selalu diberi nasihat dan beliau juga
dapat menenangkan ombak tersebut. Untuk seikat tali kayu bakar dijual sekitar
sepuluh ribu. Jumlah kayu tersebut sangat banyak kok. Bayarnya akan diakumulasikan dengan biaya sewa tempat dan MCK
ya. Berhubung kami sudah membawa jagung, sosis, dan bebakaran yang lain serta
arang jadi kami lebih menghemat biaya. Cuaca malam hari juga sangat mendukung
yaknoi cerah tanpa awan. Kita bisa melihat bintang dengan mata secara langsung.
Terkadang kita juga melihat bintang yang jatuh. Jangan lupa meminta permohonan
agar balikan dengan mantan. Eh…. Maksudnya mendapatkan pengganti mantan. Kami
habiskan malam sambil bernyanyi dengan gitar. Coba deh kalian rasakan malam
yang sama seperti saya rasakan. It’s the
best moment in my life dan saya sangat rindu momen ini terjadi lagi di
hidup saya. Pada malam hari banyak juga pengunjung yang akan camping di sini. Jadi jangan heran
ketika banyak sorot lampu dari atas tebing dan mulai rame pada malam hari. Saya
tidur jam 2 pagi karena saking nyamannya tempat tersebut untuk menghabiskan
malam.
Kitapun bisa bebakaran di samping pantai |
Esok
paginya, saya sudah melihat banyak orang dan lebih banyak tenda. Mereka sudah
banyak yang bermain air. Padahal ombak di pagi hari sangat besar. Saya mencoba
mendaki tebing-tebing kecil. Dan mencari keberadaan air terjun purba. Saya
hanya melihatnya dari jauh karena ombak sudah terlalu besar. Ya tapi namanya
juga manusia pasti ngikutin yang lain. Akhirnya kami bermain ombak. Saking
besarnya ombak, teman saya yang paling kurus (Anonimnya) sampai terseret ombak.
Ini juga salah satu momen terbaik saya karena dari kejadian terseret ombak kita
dapat saling menolong. Pantai ini memiliki kontur pasir pantai putih namun
berkarang dan kadang pecahan karangnya membuat kita luka. Tapi dari luka itu
kita dapat semacam tanda kenang-kenangan. Haahaha…….
pinggir pantai |
Jadi,
kesimpulan dari cerita saya adalah Pantai Seruni merupakan pantai yang recommended untuk camping. Mungkin akses dan fasilitas di Pantai Seruni juga sudah
bagus karena waktu daya ke sana (dulu) sedang dalam proses pembangunan. Ini
juga
menurut saya beach camp paling
berkesan. Untuk temen-temen yang baru akan merencakan beach camp segera saja. Karena menurut saya camping di Gunung atau di pantai sama-sama berkesan tapi lebih
simpel di pantai. Tunggu kelanjutan cerita saya di catatan beach camp yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar