2017 November awal, saya dan kedua teman saya sudah berencana untuk melakukan travelling akhir tahun. Teman saya sebut saja F, baru saja pulang dari berlayar di Amerika. Satunya, sebut saja B, kuliah di Jakarta, eh Depok ya jangan ngaku-ngaku deh lu. Actually kami berempat tapi satu teman kami, cewek, masih sibuk sebagai hotelier. Yaudah lah kita tetap lanjut untuk travelling bertiga. Rencana awal kita mau ke Malang, but jadwal liburku belum pasti jadi memilih untuk ke kota sebelah dalam satu Provinsi. Semarang. Kota yang lumayan tak jauh dari Solo ini menjadi destinasi kami.
November
akhir kami mulai prepare yang diperlukan untuk travelling di Semarang. Hotel,
akomodasi, makan, dsb, dst, dll. Kami pantau harga hotel dari beberapa website
dan aplikasi penyedia jasa hotel. Pilihan tertuju kepada Traveloka dan
Pegi-pegi. Sortir lagi dan lagi. Bandingkan harga dan hotel yang tersedia. New Metro
hotel yang akan kami tuju. Tunggu keputusan si cewek. Si cewek batal. Cek
hotel, udah sold out semua kamar. Maklum. Kami mau ke sana tanggal 25-26
Desember. Cari hotel lain. Opsinya di tengah kota, Simpang Lima, atau Kota Tua.
Dapatlah!!!
-Omah
Seroja-
Dari
namanya kita pasti sudah menebak itu bukan hotel tapi hanya rumah singgah or
guesthouse. Karena pilihannya hanya beberapa dan yang masuk kriteria akses
mudah hingga kami pilih Omah Seroja. Untuk akses lumayan mudah dijangkau
apalagi kita menggunakan transport online. Tempatnya yang strategis meskipun
tidak di pinggir jalan langsung tapi mudah kok carinya. Dari Simpang Lima ke
arah Transmart, Depan Transmart ada gang masuk dikit. Parkiran sih ga gede-gede
amat ya. Wifi? Ada, tapi kami pilih di 3 Bed jadinya kamar kami di lantai 3.
Suasana? Sepi dan Nyaman kok. Berasa di kosan elit. Bener? Iya! But, dari lantai
3 kelihatan view semarang yang berbukit dan amaze kalo malem. TV? Ada, lokalan.
AC? Dingin Banget. Bathroom? Lumayan, lumayan tergenang kalo mandi kalian satu
ember langsung. Jadinya kek kolam renang. Tapi sayangnya selimut di king bed cuma
1 jadi 1 nya kudu kedinginan atau kepanasan. Hahaha untung bukan gue.
|
lagi liat tv lokalan |
|
ni dalemnya, comfort sih, abaikan kue hari jadi gue. |
|
balkon lantai 3, abaikan lingkaran malaikat di atas kepala gue |
Lanjut awal
trip. 25 Desember hari raya gue jadi gue bisa berangkat ke semarang rada siangan.
Jam 12 dari Terminal Tirtonadi. Kenapa naik bus? Akses ke semarang bisa naik
kereta loh kak? Karena kereta Solo-Semarang cuma sekali doang beroperasinya,
jam 5 pagi. Kalau naik pesawat ya kali Solo-Semarang Cuma satu tarikan napas
udah nyampai. Kalau naik bis bisa jam berapa saja. *SMH π
|
Kondisi dalam bus |
Kami dapet
bus sekitar jam 1 dan ada 2 opsi bus yang kita bisa pilih. Kita coba masuk bus
pertama, dirasa kurang cocok karena rada kumuh dan AC ga terlalu dingin. Move
on. Ada bus Eka. Busnya bersih, kernet ramah, AC dingin, dan ga terlalu
ugal-ugalan. Plus dapat air minum botol tanggung. Pepatah Malu bertanya sesat
di jalan emang bener. Kalian jangan segan tanya tujuan kalian ke kernet bus.
Jalan Macet, waktu mundur. Gapapalah,
maklum, tanggal merah, long holiday. Kami turun di depan Univ. Islam Sultan
Agung dan melanjutkan perjalanan dengan BRT. Tujuan pertama kami Kota Lama
Semarang. Kami habiskan sunset di sana.
-Kota Lama
Semarang-
Sekitar
pukul 4 sore kami habiskan dengan keliling wilayah Kota Lima Semarang. Biaya?
Gratis.π Kalian akan merasakan suasana
yang old. Banyak spot foto yang kalian bisa ambil. Kalau kurang bisa masuk ke
museum Trick Art. Bayar tapi. Di samping Taman Sri Gunting ada pasar
barang-barang antik yang bisa kalian beli untuk oleh-oleh. Kalian bisa
menikmati makanan di sekitarnya. Jika dibandingkan dengan Kota Lama Jakarta
memang lebih luas di Jakarta tapi di Semarang juga ga kalah seru kok. Bisa kalian
coba. Setelah hampir jam 7 kami cari transport online untuk ke hotel.
|
gue lagi nunggu abang bakso
|
|
JANGAN LIHAT ATAS GUE, gaada apa-apanya
|
|
Kesampaian juga foto sama ikon kota lama |
-Simpang
Lima Semarang-
Setelah
balik hotel, istirahat, makan, minum, lanjut ke Simpang Lima Semarang. Jalan
kaki, deket kok. Kalian bisa naik becak
lampu untuk mengelilinginya. Bisa juga menikmati kuliner di warung-warung ang
telah tertata rapi di sana. Atau bahkan Cuma sekedar killing time sambil
tiduran melihat bintang di tengah-tengah lapangan Simpang Lima. Saya hanya
menikmati sosis bakar dan minum es teh sambil menunggu bintang jatuh dan
berharap adanya putri tidur dan bangun dihadapanku. Halu…bangun woy lu Cuma sobat
mizqyn!!!Tahu Gimbal makanan yang wajib dicoba di semarang. Ini asli enak buangettt!!! Karena udah malem dan bingung cari makan di mana, sekitaran jalan menuju Transmart ada banyak pedagang kaki lima. π
Saran: gunakan bahasa Jawa dan sok kenal sok deket bar harganya murahπ
. Belum bisa bahasa Jawa? Belajar dikit-dikit dari sekarang. Haha maksaππ€π³
|
gue gaada stok foto tapi gue tergoda sama istana ini yang isinya oleh-oleh semua. |
-Tahu Gimbal
dan Es Cong Lik-
Gue bungkus tuh tahu gimbalnya biar bisa sambil kelesotan di lantai kamar. Mampir Alfama*t beli minum dan tergoda spaghetti. Beli! Mati lu makan gue banyak...Lihat Gmaps ternyata depan warung ada es legendaris. Es Cong Lik namanya. Cong Lik ya. πC-O-N-G-L-I-Kπ Konon udah 30 tahunan berdiri. But, waktu mau coba tinggal Es Durian dan harus nunggu setengah jam. Pupus. Keburu capek. Someday ke sana kudu cobain ini es. Fotonya mana Kak? Biar kalian penasaran lihat dan cobain sendiri ya. Padal ini alibi gue karna ga sempet ngefotoinπ
-Leker Paimo-
Penasaran
banget sama leker legendaris ini. Tapi mikir kalau dateng langung ke tempatnya
bakalan wasting time banget. Kami memutuskan pesan dengan go-food. Jam 10 titik
enol-enol tepat saat di hotel. Kami langsung order beberapa variasi leker.
Abang go-food untuk ngewanti-wanti bakalan lama nih. Oke kita memutuskan untuk
check out hotel sambil ke Kampung Pelangi pake Go-car. Tadi gue order leker buat
di kirim ke Lawang Sewu karna gue yakin tuh bakal dua jam antrinya.
|
bukan pesenan gue doang ya... |
-Kampung
Pelangi-
Kampung
Pelangi terletak di dekat Lawang Sewu. Gue mau bilang utara, selatan, barat,
atau timur tapi bingung itu arah mana yang bener. Pokoknya deket situ lah. Di depan
Kampung Sewu banyak yang jualan bunga semacam pasar kembang gitu. Ada Bus
Keliling kota juga yang gratis tapi naiknya jam-jam tertentu. Masuknya gratis?
Morfologi tanah di sini bagus jadi kek naik turun gitu lokasi rumahnya dan warna
yang beragam. Bagus kok kalau foto dari bawah kalau dari atas menurut gue
kurang greget aja. Kalian juga bisa mampir ke warung makan warga di atas-atas
kampung. Itu baru jam 10 tapi panasnya kek lihat mantan lu gandengan ama temen
lu sendiri. Ga terlalu lama kita di situ karna ga kuat panasnya broh. Kita lanjut
nyemil bentar dan lanjut ke Lawang Sewu. Sebelum masuk kita tunggu dulu tuh
leker belum nongol juga. Di maps ga gerak juga. Abangnya ketiduran kali ya? Eh
engga. Udah jam 11.30an lekernya dateng. Bener kan kata gue hampir dua jam!
Tapi sayang lekernya udah berkerut tapi tastenya masih enak kok. Rada ga
nyesel.
|
mendung tak berarti hujan, pelangi tak berarti LGBT |
-Lawang Sewu-
Antrinya
panjang karna long weekend jadi jangan nyerobot. Masuk ke dalem. Its my first
time. Ada yang lagi main akustik ala-ala jaman Belanda gitu jadi kerasa banget
kesannya. Di situ kita bisa belajar gimana dulu perkeretaapian Indonesia. Ada
beberapa lorong yang memang ditutup. Terlepas dari kisah horornya tapi
bangunannya keren banget. Satu pertanyaan gue, coba hitung pintungya di sana
ada seribu ga?π ga perlu panjang lebar gue cerita karena tempat ini udah famous. klean baca ndiri ye di sini https://id.wikipedia.org/wiki/Lawang_Sewu
|
gue sampe sini beneran, ga hoax! |
-Grand Maerakaca-
Selesai
dari Lawang Sewu kita bingung mau kemana. Pantai? Ga terlalu excited sih, kalau
di Karimun ya gue jabanin. Akhirnya nemu destinasi lain. Grand Maerakaca. Tau
tempatnya? Enggalah, tinggal pesen aja Go-car. Jadi, Grand Maerakaca itu
semacam TMII tapi cuma daerah-daerah yang ada di Jawa Tengah. Ga perlu keliling
dari daerah satu ke yang lain di Jawa Tengah hanya kunjungi tempat ini dalam
beberapa jam pasti udah dikira keliling Jawa Tengah. Keliling tempat ini juga
ga secapek di TMII jadi selow ae. Ada satu wahana baru yang ada di tempat ini. Hutan
Bakau atau Hutan Mangrove. Ada jembatan kayu yang menghubungkan pulau-pulau
kecil dan melewati tengah hutan bakau. Berasa sejuk dan asri buanget tempatnya.
Kalian juga bisa menaiki perahu sampan tapi jangan takut karena kita tidak
dilengkapi dengan jaket pelampung dan harus tetap menjaga keseimbangan. Gue kurang
tau durasi menggunakan perahu tersebut berapa lama tapi dulu gue naiknya lama
bingit. Kalau kalian pada takut mendayung perahu sendiri, kalian bisa naik
perahu yang besar dengan kapasitas lebih banyak dengan tenaga mesin. Perahu itu
akan mengitari hutan bakau sekitar tempat wisata. Kalau laper bisa makan di
restoran yang ada di atas jembatan sungai hutan bakau. Ada beberapa gugusan
pulau buatan yang menyerupai pulau
aslinya yang bisa kalian kunjungi di sini. Setelah bermain puas di tempat ini
kalian bisa mampir ke kampung laut buat makan. Tapi gue cari yang khas dari
Semarang, lihat di go-food muncullah Ayam Geprak Nori. Lokasinya sekitaran Puri
Anjasmoro juga sih bisa di tempuh pakai Go-Car. Keunikan Ayam Geprak Nori dari
sambalnya sih menurut gue, beda aja dari sambal yang lain. Khususnya ada madu
di sambalnya.π
|
ye.... sampai karimun. padal cuma replika. |
|
di atas perahu layar ing dino minggu dek pariwisata. malah nyanyi. |
|
sendirian aja bang? |
-Pulang-
Setelah
selesai makan, kami menuju ke Terminal Sukun untuk pulang ke Solo. Gue nunggu
bus yang sama, Eka. Tapi mbak Eka gak muncul-muncul dan waktu udah mulai petang.
Naik bus lain. Ternyata zonk. Gue kudu pindah-pindah tempat duduk sampai 3x
karna tempat duduknya ga nyaman. So, kudu liat cover juga nih kalau mau naik
bus. Sampai Solo pukul 8 malem.Jadi itu
pengalaman travelling gue dua hari semalam di Semarang yang bisa kalian jadiin
referensi. Oh lupa. Pada ngebatin kan biaya yang gue keluarin? Nih gue kasih
detailnya.
Bus (Pergi)
: 30.000
Bus (Pulang):
35.000 Gatau kenapa lebih mahal. Kalo tahu
bisa komen ya
Sewa Kamera
: 60.000/ Orang, ini lensanya doang, gue bawa kameranya aja.
Hotel:
100.000/ orang, uang sisanya buat top up Go-Pay
BRT: 7.000,
dari Universitas Islam Sultan Agung dan pulangnya dari halte apa gue lupa ke
Terminal Sukun jadi sekai jalan 3.500
Leker :
12.000
Tiket Lawang
Sewu : 10.000/orang
Tiket ke
Grand Maerakaca : 10.000/orang
Naik Perahu
: 10.000/orang
Tahu Gimbal
: 15.000
Spaghetti :
7.500
Minum :
8.000
Ayam Geprak
Nori : 19.000
Toilet:
2.000 ini toilet di Grand Maerakaca
Sosis + es teh
: 15.000
Totalnya
350.500 kurang lebih. Bisa buat patokan kalian. Nih duit bisa berubah
sewaktu-waktu tergantung kehedonan kalian seperti apa.
Jangan Lupa
Baca catatan blog gue ya lain ya. Thank you….ππ
0 komentar:
Posting Komentar